DENPASAR - Pentingnya keberadaan museum disampaikan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, saat mengunjungi Museum Agung Pancasila di Jalan Pegangsaan Timur, Renon, Denpasar, Bali, Jumat (5/11/2021).
Menurutnya, museum merupakan cermin dan jati diri sebuah bangsa. Untuk itu, LaNyalla mendorong pemerintah untuk terus membudayakan mengunjungi museum dan perpustakaan.
"Mengunjungi museum, apalagi yang menyimpan literasi pikiran-pikiran Pendiri Bangsa, sangat penting untuk memperkuat jati diri dan karakter bangsa, khususnya bagi generasi muda," kata LaNyalla.
Dijelaskan LaNyalla, di Museum Agung Pancasila tersimpan pikiran dan gagasan Bung Karno yang tak pernah mati, meskipun Bung Karno telah wafat.
"Salah satu contoh, jelas Bung Karno dan para pendiri bangsa yang lain tidak pernah punya pikiran negara ini menjadi negara kapitalis liberal," kata dia.
Sayangnya, kata LaNyalla, Indonesia hari ini telah menjadi negara kapitalis liberal. Terutama sejak Amandemen 4 tahap Undang-Undang Dasar 1945 di tahun 1999 hingga 2002 yang lalu.
"Fakta bahwa ada segelintir orang yang menguasai lebih dari separo kekayaan di negeri ini," katanya.
Fakta itu menggambarkan sistem Ekonomi Pancasila yang menjadikan Koperasi sebagai Soko Guru Perekonomian Nasional telah ditinggalkan.
"Telah berganti menjadi ekonomi pasar, yang menyerahkan beberapa cabang-cabang industri yang penting bagi hajat hidup orang banyak kepada mekanisme pasar dan swasta bahkan asing," tambah LaNyalla.
Itulah mengapa, LaNyalla berkeliling dan menyampaikan pentingnya anak bangsa menyadari bahwa nilai-nilai kebangsaan hari ini telah tergerus dan semakin jauh dari cita-cita para pendiri bangsa.
"Karena itu, DPD RI memandang rencana Amandemen Konstitusi perubahan ke-5 harus menjadi momentum untuk melakukan koreksi atas wajah dan arah perjalanan bangsa ini," tegas LaNyalla.
Tentu energi tersebut akan semakin
membesar, apabila pandangan DPD RI tersebut mendapat dukungan dari banyak lapisan masyarakat. Khususnya entitas-entitas civil society.
Pada kesempatan itu, LaNyalla juga menandatangani Prasasti Museum Agung Pancasila.
LaNyalla juga memuji pendiri dan pengelola Museum Agung Pancasila, Gus Marhaen, yang telah mendedikasikan waktu, tenaga, pikiran dan biaya untuk keberadaan dan eksistensi museum tersebut.
Dalam kunjungan kerja ke Bali, LaNyalla didampingi sejumlah Senator di antaranya I Gusti Arya Wedakarna, Bambang Santoso dan Anak Agung Gde Agung (Bali), Bustami Zainuddin dan Ahmad Bastian (Lampung), Fachrul Razi (Aceh), Andi Muh Ihsan (Sulsel), Erlinawati (Kalbar), Habib Abdurrahman Bahasyim (Kalsel), Andi Nirwana (Sultra), Ahmad Kanedi (Bengkulu), Muhammad Rakhman (Kalteng), Angelius Wake Kako dan Asyera Wundalero (NTT), Stefi Pasimanjeku (Malut), Habib Ali Alwi dan M TB Ali Ridho (Banten).
Turut mendampingi Sekjen DPD RI Rahman Hadi, Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifuddin dan Eddy S Whirabumi (Ketua Harian MAKN).