Dua pondok pesantren yang dikunjungi LaNyalla adalah Pondok Pesantren Modern Insan Cendekia Madani di Mandalle, Marang, Pangkep, yang dipimpin Tamsil Linrung, senator asal Sulsel. Dan Pondok Pesantren Modern Islam Shohwatul Is'ad pimpinan H Masrur Makmur La Tanro di Padang Lampe, Marang, Pangkep.
Di kedua pontren itu, LaNyalla meminta para santri agar menuntut ilmu sebanyak-banyaknya.
"Ilmu itu akan menjaga kita. Dengan ilmu kita juga bisa mendapatkan harta. Apalagi ilmu yang kita punya kemudian kita amalkan, ilmu akan bertambah dan memberi manfaat. Bukankah orang yang paling baik adalah orang yang bermanfaat? Itulah kita semua bisa memberikan manfaat dengan ilmu yang kita miliki," kata LaNyalla.
Di Ponpes Insan Cendekia Madani, LaNyalla juga sempat bertemu Ustadz Dasa'ad Latief yang saat itu memberikan hikmah Maulid.
Sementara itu di ponpes Shohwatul Is'ad, Ketua DPD yang ber-background pengusaha didaulat untuk berbagi ilmu suksesnya sebagai entrepreneur.
Menurut LaNyalla kunci sukses dalam berbisnis selain bekerja keras juga perlu selalu jujur dan menjaga komitmen.
"Kita harus menjadi orang jujur. Terutama jujur pada diri sendiri. Artinya dilihat atau tidak dilihat orang, kita harus pegang kebenaran," ucap LaNyalla.
"Sedangkan komitmen diperlukan karena dengan komitmen itu kita dipercaya orang. Apapun profesi kita, harus senantiasa pegang komitmen," tuturnya.
Ditambahkan LaNyalla, kekuatan sedekah juga menjadi faktor juga dalam menggapai kesuksesan.
"Kakek dan orangtua saya selalu mengajarkan saya untuk menyisihkan rezeki 2,5 persen. Setelah terkumpul kemudian diberikan ke anak yatim dan fakir miskin. Pelajaran itu saya lakukan sekarang. Kita harus beramal, tentunya dengan keikhlasan," ucap dia.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua DPD juga didaulat untuk menandatangi prasasti dua aset milik PPMI Shohwatul Is'ad, yaitu peresmian Masjid Buq'atul Ilmi dan Gedung Shohib Water, yang memproduksi air minum kesehatan.
Beberapa senator turut mendampingi LaNyalla dalam kunjungan antara lain Andi M Ihsan dan Lily Amelia Salurapa (Sulawesi Selatan), Habib Ali Alwi dan Ali Ridho Azhari (Banten) serta Djafar Alkatiri (Sulawesi Utara).(*)
